Terminologi
"Misdinar" berasal Jerman, "Messdiener" yang berarti PELAYAN KUDUS;
atau dalam bahasa Inggris biasa digunakan istilah "altar servers"
(Pelayan altar) atau "boys and girls to service at the altar". Lalu,
siapa saja yang boleh menjadi Misdinar? Syarat utama ialah mereka
(anak-anak) yang sudah menerima baptis dan komuni pertama, dengan usia
antara 9 - 18 tahun. **Namun, dalam situasi tertentu, tidak tertutup
kemungkinan bagi mereka yang sudah diatas SMA, dan sejak tahun 2001
(pada tahun 2001 Tahta Suci menyampaikan bahwa setiap uskup sebagai
promotor liturgi di keuskupannya memiliki wewenang untuk memberikan izin
adanya misdinar putri atau putri altar), keanggotaan misdinar juga
tidak tertutup bagi putri atau perempuan. Tentu pengecualian ini selalu
diletakkan berdasarkan situasi di tempat pastoral. Misalnya,
jangan-jangan umat merasa terganggu apabila misdinarnya seorang
mahasiswi (putri altar), atau misdinar (putra Altar) malah lebih tinggi
dari pastornya, atau anak laki yang memelihara jambang dan rambut
gondrong (hingga umat merasa risih dan resah), dst.
01. PELAYAN ALTAR dan PELAYAN MISA
Jadi, Misdinar itu seorang pelayan, yakni pelayan Misa (Perayaan
Ekaristi). Dalam prakteknya, misdinar bahkan menjadi pelayan bukan saja
dalam Misa tapi juga dalam berbagai perayaan liturgi dan ibadat yang
tidak selalu Misa.
02. PELAYAN GEREJA dan PELAYAN TUHAN
Sebagaimana disebutkan, menjadi Misdinar berarti menjadi anak-anak yang
melayani altar. Dalam simbolik liturgi Gereja, altar itu melambangkan
TUHAN YESUS KRISTUS. Pada saat Misa Kudus, Yesus Kristus hadir secara
istimewa di atas altar dalam rupa roti dan anggur. Dan kita terima dalam
Komuni suci. Maka, ketika menjadi Misdinar (Putra-putri Altar), sama
saja kita menjadi pelayan Yesus Kristus, tepatnya Pelayan Tuhan. Sebagai
orang Katolik, tentu kita tahu dan sadar bahwa Liturgi Gereja menuntut
partisipasi secara penuh, sadar, dan aktif dari seluruh umatnya. Sebab,
Gereja tidak menghendaki adanya one man show . Nah, sebagai misdinar,
kita dituntut untuk menjalankan amanat Gereja (terlibat aktif dalam
liturgi Gereja) di atas lewat peran kita sebagai Pelayan Altar. Lewat
peran itu kita sudah menjadi seorang katolik yang aktif dan ikut
berperan dalam berbagai tugas dan tanggungjawab Gereja.
SPIRITUALITAS PELAYANAN MISDINAR
Seorang misdinar hendaknya menyadari bahwa dirinya seorang PELAYAN.
Pelayan dalam pengertian ajaran Gereja ialah: "orang yang melayani Tuhan
dan umat-Nya", atau "serorang hamba Tuhan yang hidupnya diabadikan
seluruhnya bagi sabdaNya dan karyaNya di tengah umat. Konsekuensinya,
kalau disebut misdinar, mereka adalah pelayan Tuhan yang hidupnya mesti
sesuai dengan Sabda Tuhan dan Sakramen-sakramen yang kita rayakan. Itu
berarti seorang misdinar mesti rajin membaca Kitab Suci, suka mengikuti
Misa Kudus entah sedang bertugas atau tidak, mengaku dosa dalam
penerimaan sakramen tobat, dan pada saatnya menerima Krisma.
Dengan kata lain, seorang Misdinar hendaknya menyadari “SIAPA DAN APA
YANG DILAYANINYA?” Di atas sudah disebut bahwa kita adalah Pelayan
Altar, tempat yang melambangkan kehadiran Tuhan Yesus di tengah-tengah
kita. Jadi, yang pertama-tama kita layani adalah Tuhan Yesus sendiri.
secara lahiriah atau kelihatan, kita melayani seorang Imam atau pastor.
Tetapi pertama-tama yang dilihat adalah Yesus Kristus yang dihadirkan
dalam Misa Kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar